IKEA Indonesia Bersama Kedubes Swedia dan Greeneration Foundation Luncurkan Program ICCFTE

banner 468x60

IKEA Indonesia berkolaborasi dengan Kedutaan Besar Swedia dan Greeneration Foundation untuk meluncurkan program Indonesian Children Care for the Environment (ICCFTE). Kolaborasi ini terbentuk berkat keyakinan yang sama bahwa makanan terlalu berharga untuk dibuang.

Program ini ditujukan untuk mengedukasi anak-anak untuk menghargai makanan, serta tentang pengajaran pengelolaan limbah makanan. Salah satu rangkaian dari program ini adalah peluncuran buku cerita anak-anak berjudul ‘BANA – Si Pisang Berjalan-Jalan’. Buku ini merupakan bentuk nyata dari inisiasi ICCFTE yang disampaikan melalui pendekatan yang menarik untuk anak-anak. Buku ini diluncurkan dengan harapan agar anak dapat lebih menghargai setiap makanan agar tidak terbuang sia-sia, serta mengerti akan pemanfaatan limbah makanan untuk dijadikan produk lain yang turut bermanfaat bagi lingkungan sekitar.

Food Commercial Manager IKEA Indonesia, Ririh Dibyono mengatakan pihaknya selalu percaya bahwa makanan terlalu berharga untuk dibuang. Ini merupakan hal yang menjadi semangat IKEA untuk terus mengedukasi publik tentang pentingnya menghargai setiap makanan dan mengurangi limbah makanan.

“Kami juga yakin pengetahuan ini harus diajarkan sejak dini, oleh karena itu IKEA Indonesia bersama Kedutaan Besar Swedia dan Greeneration Foundation hari ini memperkenalkan program ICCFTE,” kata Ririh Dibyono dalam keterangan tertulis, hari Kamis (18/03/2021).

Bacaan Lainnya
arti sustainability bagi perusahaan

Ririh Dibyono juga mengajak para orang tua untuk mendidik anak-anak dan menanamkan kebiasaan baik untuk menghargai makanan melalui cara yang menyenangkan dan mudah dipahami.

Selain itu, layanan IKEA Food telah dinikmati oleh 680 juta pelanggan di sleuruh dunia. Oleh karena itu, IKEA mengemban tanggung jawab besar untuk mengelola limbah makanan dengan tepat. IKEA berupaya untuk mengurangi limbah makanan berskala industri dengan menggunakan hirarki pengelolaan limbah sebagai pedoman.

Dalam hirarki pengelolaan limbah tersebut, IKEA fokus pada upaya pencegahan dan daur ulang. Salah satunya dengan menggunakan teknologi waste watcher yang merupakan sistem timbangan pintar yang dapat mengukur dan merekam limbah pangan yang dihasilkan setiap harinya. Dengan menggunakan sistem penimbangan ini, IKEA Food berhasil mengurangi limbah makanan sebesar 31% atau setara dengan 15,000 makanan dari tahun 2019 hingga 2020.

Head of Program Division Greeneration Foundation, Muhammad Fahrian Yovantra mengatakan bahwa pihaknya percaya kesadaran akan limbah makanan sebaiknya diajarkan oleh orang tua kepada anak-anaknya sejak usia dini.

“Oleh karena itu, kami sangat senang mengetahui ada perusahaan seperti IKEA yang memiliki kepedulian yang sama. Lewat ilustrasi yang menarik dan pesan yang mudah dimengerti dalam buku cerita anak ‘BANA – Si Pisang Berjalan-jalan’, kami yakin perilaku anak akan perlahan berubah, dan mereka akan lebih menghargai makanan yang mereka konsumsi,” jelas Muhammad Fahrian Yovantra.

Sementara itu,  Project Officer Kedutaan Besar Swedia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Natasha Kindangen mengatakan bahwa Swedia memiliki misi untuk menciptakan masyarakat bebas limbah, sehingga manajemen limbah dan daur ulang adalah identitas pihaknya.

“Merupakan suatu kehormatan bagi Kedutaan Besar Swedia untuk dapat turut andil dalam program ICCFTE. Kami pun sadar bahwa edukasi akan lingkungan penting untuk dipelajari sejak dini. Oleh karena itu, kami bangga dapat memperkenalkan buku cerita anak ‘BANA – Si Pisang Berjalan-jalan’ ke orang tua dan anak Indonesia,” kata Natasha Kindangen.

IKEA Indonesia berkomitmen untuk terus mengupayakan nilai-nilai keberlanjutan pada setiap aktivitas bisnisnya sehingga dapat terus menciptakan kehidupan sehari-hari yang lebih baik bagi banyak orang. [DV]

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60